Manfaat ‘Heritage Trail’ dalam Pengembangan Wisata Daerah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Teguh menjelaskan dalam menyusun heritage trail yang pertama dilakukan adalah penyusunan tema dan kelompok target.
“Fokus atau tema trail bisa berupa gaya arsitektur, fitur tertentu dari bangunan, warisan industri, warisan budaya di bawah laut, tokoh-tokoh tertentu, atau proses atau event sejarah. Artinya dalam kasus Banten yang akan mengangkat jalur rempah, rute perjalanan bisa dimulai dengan sejarah rempah, bangunan yang berkaitan dengan rempah dan diakhiri dengan kulinernya,” urainya.
Dalam mempersiapkan rutenya, harus dipertimbangkan juga tingkat kesulitan jalur bagi audiens, toilet dan tempat-tempat untuk rehat, tempat parkir bagi audiens, jarak rata-rata ke transportasi publik, batas jarak.
Misalnya untuk kegiatan berjalan kaki, jarak tempuh biasanya antara 2 sampai 4 km. “Perlu juga mempertimbangkan daya pandang dan akses serta sikap pemilik bangunan terhadap kunjungan,” urainya lebih lanjut.
Ia menyebutkan dibutuhkan niat, ide-ide kreatif, dan ketekunan dalam menyusun suatu program heritage trail.
“Heritage trail ini dapat mempromosikan kota dan membantu pelestarian sejarah serta warisan budaya. Selain itu juga dapat menjadi media penyaluran minat terhadap sejarah dan warisan budaya serta mengasah jiwa kewirausahaan,” pungkasnya.