Kunjungan ke Pasar Kering di Kota Bogor Sudah Mencapai 50 Persen

Suasana Pasar Kebon Kembang Kota Bogor - foto Ant

KOTA BOGOR – Kunjungan ke pasar tradisional, kategori pasar kering di Kota Bogor, mulai meningkat hingga mencapai 50 persen. Kondisi tersebut terjadi, seiring pelonggaran aktivitas ekonomi PPKM level 3, yang dibarengi dengan pemberian sertifikat CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Dirut Perum Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor, Muzakkir mengatakan, dalam dua pekan pelonggaran PPKM Level 3 kunjungan naik bertahap. PD Pasar Pakuan Jaya mengusahakan geliat ekonomi masyarakat di lingkup pasar kembali naik, setelah memenuhi standar kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), keselamatan (safety), dan kelestarian lingkungan (environtmental sustainability).

Selain itu, akan ada uji coba penerapan QR Barcode Pedulilindungi, di tiga pasar kering. Yakni, Pasar Plaza Bogor, Pasar Blok A dan B, serta Pasar Blok F dan G. Uji coba direncanakan berlangsung akhir pekan ini. Uji coba masih akan menunggu hasil evaluasi capaian target vaksinasi COVID-19 di kalangan pedagang, yang kini sudah mencapai 85 persen atau 7.650 orang dari 9.000 orang pedagang. Jumlah tersebut sesuai data di 14 pasar tradisional Kota Bogor. Targetnya bisa mencapai 90 persen lebih.

Termasuk juga pendataan jumlah petugas luar pasar, seperti petugas parkir dan PKL, yang telah mengikuti vaksinasi. Dalam sehari, untuk mengejar target, PD Pasar mendata 200 orang petugas luar pasar untuk mau melakukan vaksinasi. “Jumat baru kita akan rapatkan, jadi solusinya kalau belum vaksin, kita data, kita arahkan untuk divaksin,” katanya.

Muzakkir menyampaikan, PD Pasar Pakuan Jaya memiliki solusi bagi pedagang maupun pengunjung yang belum bisa menggunakan handphone untuk QR Barcode Pedulilindungi dengan cara menunjukkan surat vaksinnya. ”Pengunjung tidak perlu khawatir, memasuki pasar jika belum memiliki apllikasi Pedulilindungi, karena pasar masih tetap bisa dikunjungi dengan mudah. Nanti di pasar ada pendataan, jujur saja kendala vaksinnya apa, biar petugas mendata,” ujar Muzakkir. (Ant)

Lihat juga...