Budidaya Tebu Betung Beri Keuntungan Petani Berkelanjutan

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Tebu kerap digunakan sebagai tanaman hias di pekarangan sekaligus berfungsi sebagai pagar hidup. Peluang budidaya tebu jenis tebu betung dimanfaatkan oleh Judah, warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan.

Semula ia mendapat bibit dengan cara membeli puluhan batang asal Lampung Timur. Batang dipotong sesuai ruas pada bagian bertunas lalu dipencarkan.

Proses perbanyakan tebu betung sebut Judah cukup mudah. Media tanam disediakan olehnya dengan sistem bedengan. Media tanam pada bedengan dibuat memakai campuran tanah, pasir, tanah liat dan pupuk kotoran sapi dan kambing. Pembuatan bedengan berfungsi untuk mengatur jarak tanam antar ruas. Pemotongan ruas tebu sepanjang 18 cm dipilih pada bagian yang memiliki tunas.

Setelah usia dua bulan Judah menyebut perlu dilakukan pembubunan memakai tanah dan pupuk. Proses pembubunan dengan penimbunan pada area tanaman tebu bertujuan agar tuna bertambah banyak. Pada satu ruas akan muncul sekitar lima hingga enam tunas membentuk rumpun. Batang tebu akan diselimuti dengan kulit sekaligus daun. Saat memasuki usia lima bulan daun dikelupas mendekati panen usia 7 hingga 8 bulan.

“Tebu saat usia enam bulan sudah bisa dipanen dengan ciri batang berwarna kuning gading kehijauan, tapi kadar gula tebu masih rendah atau kurang manis, agar lebih manis ditandai dengan tingkat kematangan warna batang kuning kemerahan,” terang Judah saat ditemui Cendana News, Senin (27/9/2021).

Judah menyebut tebu betung dimanfaatkan olehnya sebagai tanaman pagar. Proses penanaman tebu sebutnya dilakukan secara berkelanjutan memakai sistem terjadwal. Tebu akan ditanam berjarak waktu tiga bulan agar bisa dipanen saat usia 7 hingga 8 bulan. Saat tanaman tebu bisa dipanen ia telah memiliki tanaman tebu usia 3 bulan. Sebagian tanaman langsung ditanam pada bedengan baru agar ia rutin memanen tebu betung.

Lihat juga...