WFH Sebabkan Penggunaan Cloud Makin Tinggi

Ilustrasi - ANTARA/Shutterstock

JAKARTA – IBM Security melalui hasil studi globalnya menyatakan, bahwa bekerja jarak jauh atau dari rumah, work form home (WHF) mendorong perusahaan untuk makin beralih ke komputasi awan (cloud), salah satunya karena faktor risiko keamanan siber yang lebih terjamin serta efisiensi biaya.

Laporan tersebut, dikutip pada Minggu, menemukan faktor-faktor ini memiliki dampak signifikan pada respons pelanggaran data. Hampir 20 persen organisasi yang diteliti melaporkan bekerja jarak jauh merupakan faktor dalam pelanggaran data, dan pelanggaran ini pada akhirnya merugikan perusahaan sebesar 4,96 juta dolar AS.

Perusahaan dalam penelitian yang mengalami pelanggaran selama proyek migrasi cloud telah menelan biaya 18,8 persen lebih tinggi dari rata-rata. Namun, penelitian ini juga menemukan, mereka yang lebih maju dalam strategi modernisasi cloud mereka secara keseluruhan (tahap mature) mampu mendeteksi dan merespons insiden dengan lebih efektif – rata-rata 77 hari lebih cepat daripada mereka yang berada dalam adopsi tahap awal.

Di saat peralihan TI tertentu selama pandemi meningkatkan biaya pelanggaran data, organisasi yang mengatakan bahwa mereka tidak mengimplementasikan proyek transformasi digital apa pun untuk memodernisasi operasi bisnis mereka selama pandemi, sebenarnya mengeluarkan biaya pelanggaran data yang lebih tinggi.

Perusahaan mengetahui bahwa mengadopsi pendekatan keamanan nol kepercayaan (zero trust) memiliki posisi yang lebih baik untuk menangani pelanggaran data. Pendekatan ini beroperasi dengan asumsi bahwa identitas pengguna atau jaringan itu sendiri mungkin sudah tersusupi, dan sebaliknya mengandalkan AI dan analitik untuk terus memvalidasi koneksi antara pengguna, data, dan sumber daya.

Lihat juga...