Ritual Adat di Lewokluok Sarat Pesan Moral

Editor: Koko Triarko

LARANTUKA – Pada pelaksanaan ritual adat “Koke Bale” di Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur , ada banyak simbol-simbol, lambang, ritual, tutur (koda) dan cara pengungkapan yang sarat dengan pesan-pesan moral.

“Pesan-pesan ini yang bisa digali dan dihayati sebagai keutamaan dan kebajikan hidup kita sebagai masyarakat adat Lewokluok,” kata Fidelis Lein, tokoh muda wilayah adat Lewokluok, Minggu (22/8/2021).

Fidelis mencontohkan, kenapa Lorit  itu dibuat berbentuk tuho inawae? Apakah hanya sekadar seni menghias sajian makanan atau ada peristiwa apa dan ada pesan apa di balik bentuk Lorit seperti itu?

Lanjutnya, atau kenapa hewan yang sudah disembelih pada hari Belo Howok itu tidak langsung dimasak saat itu juga, tetapi menuggu sampai keesokan harinya baru dimasak dan dibagikan kepada anggota suku-suku di hari Golen?

“Tentu ada banyak pesan-pesan moral yang bisa kita gali dan kita hayati maknanya di balik setiap tahapan, simbol dan lambang dalam ritual adat Lewokluok yang hemat saya sangat luhur dan mendalam nilainya,” tuturnya.

Fidelis mengatakan, tata nilai inilah yang kemudian membentuk watak, kepribadian dan identitas sebagai Ata Lewokluok (masyarakat adat Lewokluok) atau Ata Lamaholot.

Dia mempertanyakan, apakah kita mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang sama dan cukup tentang tata nilai budaya atau adat-istiadat sebagai Ata Lewokluok? Apa keutamaan kita sebagai masyarakat Adat Lewokluok yang membedakan kita dengan masyarakat lainnya? Apa keunggulan kita?

“Apakah tata nilai tersebut masih kita jalani dengan baik dan benar, atau sudah mulai pudar dan hilang tergerus arus perubahan zaman?“ tanyanya.

Lihat juga...