Prof Nidom Tepis Isu Terkait Vaksin Nusantara
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Ia menyatakan mahalnya Antigen Protein Spike ini disebabkan karena masih menjadi paten salah satu institusi di luar negeri.
“Karena itu, PNF (Professor Nidom Foundation) sedang menyusun disertasi S3 tentang protein S ini. Diperkirakan akan rampung pada September tahun ini. Jika sudah selesai maka masalah teknis dan finansial bisa dipecahkan dan akhirnya vaksin ini betul-betul bermerk nusantara,” tutur Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga ini.
Dari hasil pemantauan terkait uji titer respon imun yakni antibodi dan daya protektif, Prof Nidom menyebutkan vaksin nusantara memiliki performance sangat baik dan bertahan sangat lama.
“Pada satu kelompok terpantau lebih dari enam bulan dan tidak menunjukkan keluhan apapun. Sehingga, jika Indonesia atau dunia ingin masalah pandemi ini selesai maka penggunaan teknologi vaksin berbasis sel dendritik ini adalah pilihannya,” pungkasnya.