Petani Milenial di Sikka Kembangkan Tanaman Organik

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Mikael mengaku, dalam sebulan dia melakukan dua kali panen, dan sebelum panen dia sudah menyediakan bibit pengganti untuk ditanam di bedeng, serta menggunakan sistem hidroponik.

“Saya ingin agar produksi tetap berkesinambungan dan tidak terputus. Lumayan sudah banyak yang mulai mengonsumsi sayuran organik meskipun pasarnya belum terlalu besar,” ucapnya.

Sementara itu, Adelina Djedo, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tanah Terjanji, Desa Tanaduen, Kecamatan Kangae, mengakui, kelompoknya mengembangkan tanaman pertanian organik di pekarangan rumah.

Adel sapaannya mengakui, selain ditanam di bedeng pihaknya pun menggunakan polybag sehingga mudah ditempatkan di halaman rumah.

Kendalanya kata dia, sering sekali sayuran terserang hama seperti belalang dan ulat, namun pihaknya juga diajari membuat pestisida organik, sehingga bisa mengatasi serangan hama.

“Memang sulit menanam sayuran secara organik, sehingga kami masih mengembangkan di lahan yang terbatas, sekitar tiga perempat hektare milik kelompok,” ucapnya.

Lihat juga...