Meski Ada Pengunjung, Pantai Wisata di Sikka Memilih Tutup

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Sementara itu Endi Dinong, pengusaha tempat wisata di Kelurahan Wailiti mengaku menaati imbauan pemerintah, karena takut akan dikenai sanksi hukum bila nekat beroperasi.

Endi berterus terang kesulitan pendapatan sejak pandemi melanda, karena dalam seminggu, bisa memperoleh pendapatan minimal Rp3 juta dari aktivitas di tempat wisata.

“Mau bagaimana lagi, kalau tidak tutup tempat wisata nanti kami dikenai sanksi. Kami harus kehilangan pendapatan dan sampai sekarang pun tidak ada bantuan dari pemerintah untuk pelaku usaha seperti kami,” ucapnya.

Endi bersyukur masih bekerja di toko penyalur semen, sehingga masih mendapatkan gaji bulanan untuk menghidupi keluarganya, sebab pendapatan dari tempat wisata miliknya hampir tidak ada.

Lanjutnya, selama pandemi Covid-19 melanda, tempat wisata sering tutup, sehingga tidak bisa memberikan honor kepada empat karyawan, sebesar Rp100 ribu per hari, terutama saat hari Minggu atau hari libur.

“Selain mengharapkan pendapatan dari tempat wisata, isteri saya juga bisa berjualan makanan dan minuman sehingga bisa menambah pendapatan. Kini kami hanya hidup dari uang gaji bulanan saya di perusahaan,” terangnya.

Lihat juga...