Manfaatkan Kayu Cengkih, Tebang Pohon yang Sudah Mati

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sayangnya, akibat tengah naik daun, tak sedikit warga maupun petani cengkih di kawasan Pegunungan Menoreh Kulonprogo, yang menebang pohon mereka untuk dijual kayunya. Meski bisa mendapatkan keuntungan cukup besar, namun di lain sisi, hal ini juga mengakibatkan penurunan jumlah produksi cengkih bagi petani dan bisa membahayakan bagi lingkungan.

Carik Desa Pagerharjo, Samigaluh, Kulonprogo, Setiyoko, mengakui, semakin menurunnya jumlah produksi cengkih yang dihasilkan petani hampir setiap tahun.

Carik Desa Pagerharjo Samigaluh Kulonprogo, Setiyoko, saat dijumpai Cendana News, Rabu (18/8/2021) – Foto: Jatmika H Kusmargana

Selain karena pengaruh cuaca, salah satu penyebab penurunan produksi cengkih petani juga terjadi akibat semakin menurunnya jumlah pohon cengkih yang ditanam petani itu sendiri.

“Saat ini pohon cengkih yang ditanam petani sudah jauh menurun. Tak sebanyak dulu. Selain diganti komoditas lain, ada juga petani yang memilih menebang pohon cengkih mereka untuk dijual kayunya. Karana saat ini sedang banyak dicari sehingga harganya cukup mahal,” ungkapnya.

Sebagai upaya mempertahankan keberadaan pohon cengkih di desanya, pihak pemerintah desa Pagerharjo sendiri berupaya mendorong warga khususnya petani cengkih agar hanya menebang pohon yang sudah tidak produktif atau pun mati. Sehingga diharapkan mereka bisa tetap memproduksi biji cengkih dan menjualnya sebagai tambahan penghasilan keluarga.

“Kita selalu mengimbau pada para petani, agar tidak sembarangan menebang pohon cengkih yang mereka miliki untuk dijual batang kayunya. Sayang sekali. Sebaiknya menebang pohon yang memang sudah mati atau tidak bisa produktif. Untuk kemudian menanam bibit pohon cengkih baru lagi sebagai regenerasi,” katanya.

Lihat juga...