Kendaraan Listrik, Transisi Penggunaan Energi yang Efisien
JAKARTA – Direktur Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, mengatakan, bahwa program kendaraan listrik berbasis baterai merupakan bagian dari transisi energi untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih dan efisien.
Selain itu, pengembangan kendaraan listrik dan infrastrukturnya pada akhirnya akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) yang dengan sendirinya menghemat devisa serta subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Kami menghargai usaha dari Pertamina untuk melakukan transformasi bisnis sebagai respons perkembangan global. Transformasi ini memang tidak mudah, namun kami yakin dengan pengalaman dan daya saing Pertamina, hal ini dapat diwujudkan, dan Pertamina nanti dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan infrastruktur kendaraan listrik,” katanya mengenai pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) oleh Pertamina, dikutip dari pernyataan pers, Jumat.
Pertamina bersama Balai Besar Teknologi Konversi Energi – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (B2TKE-BPPT) baru-baru ini telah membangun dua SPKLU yang berlokasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Lenteng Agung dan MT Haryono, Jakarta.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan, sebagai BUMN yang masih menjalankan bisnis didominasi energi fosil, maka transformasi Pertamina harus dijalankan secara signifikan dan cepat. Komitmen transisi energi juga harus dilakukan secara serius dan melibatkan program yang sangat masif.
Menurutnya, Pertamina juga telah melakukan pengukuran karbon emisi dalam 10 tahun terakhir dan telah dicapai sebesar 29 persen karbon emisi selama 2010-2020. Hal ini akan terus ditingkatkan termasuk di sektor transportasi yang menyumbang 23 persen karbon emisi.