Jerami Bagi Petani di Arjasari Bukanlah Limbah

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

BANDUNG — Bagi para petani di Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, jerami bukanlah limbah pertanian yang harus dimusnahkan atau dibakar. Justru sangat dibutuhkan sebagai pakan hewan ternak seperti sapi.

Tiap kali musim panen tiba, para peternak akan dengan senang hati ramai-ramai membantu petani melakukan proses tersebut, agar jerami bisa mereka minta dan bawa pulang untuk ternak mereka.

“Di sini memang tidak ada yang bakar jerami. Semua diangkut oleh peternak, atau digunakan sendiri oleh petani yang sekaligus memiliki hewan ternak,” kata Kuraesin (61), salah seorang petani asal desa Pinggirsari, Arjasari, Rabu (18/8/2021).

Selain dilarang, Kuraesin menyadari, membakar jerami juga dapat mengganggu lingkungan sekitar, karena asap yang dihasilkannya berbahaya bagi kesehatan.

“Untungnya di wilayah sini banyak yang ternak sapi, jadi bisa saling memanfaatkan. Peternak bantu panen, dan petani memberikan jerami nya,” ujar Kuraesin.

Adapun potongan jerami yang masih tertanam di ladang, lanjut Kuraesin, nantinya akan langsung ditimbun di dalam tanah saat proses pembajakan sawah.

Seperti sistem simbiosis mutualisme dalam menjaga kelestarian lingkungan, para peternak sapi di wilayah setempat juga tidak membuang kotoran sapi mereka, akan tetapi diberikan kepada para pembudidaya cacing.

“Alhamdulillah budidaya cacing di daerah sini cukup berkembang, jadi kotoran sapi bisa dipakai untuk makanan dan media budidaya cacing,” tandas Ayi, salah seorang peternak sapi.

Selama budidaya cacing berkembang, Ayi menyebut, para peternak yang membuang kotoran sapinya di kali pun juga semakin berkurang.

“Kali sekarang jadi lebih bersih. Kalau lihat dua tahun lalu, wah kotor, bau lagi. Sebetulnya kasihan juga sama petani yang memanfaatkan air kali. Makanya kita bersyukur sekarang semua bisa, termasuk kotoran sapi,” pungkas Ayi.

Lihat juga...