Tabulampot Tumpangsari, Alternatif Budidaya Bermacam Tanaman dalam Satu Pot

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Metode budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot), sudah dikenal sebagai solusi bercocok tanam bagi masyarakat perkotaan, dalam mengatasi persoalan keterbatasan lahan. Di satu sisi, metode ini ternyata juga bisa dikombinasikan dengan teknik tumpangsari.

Penggiat pertanian dari Komunitas Sekolah Berkebun Ceria (SBC) Semarang, Kemal Abdul Aziz, saat dihubungi di Semarang, Senin (26/7/2021). Foto Arixc Ardana

“Tabulampot menjadi pilihan budidaya tanaman buah, dengan memanfaatkan tempat yang terbatas untuk menumbuhkan tanaman produktif di dalam pot. Sementara, tumpangsari merupakan metode budidaya lebih dari satu tanaman dalam waktu bersamaan,” papar penggiat pertanian dari Komunitas Sekolah Berkebun Ceria (SBC) Semarang, Kemal Abdul Aziz, saat dihubungi di Semarang, Senin (26/7/2021).

Dijelaskan, kedua metode ini bisa dikombinasikan, bahkan dapat memberi sejumlah keuntungan.

“Tumpangsari ini menjadi salah satu upaya intensifikasi pertanian, yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang optimal dari satu lahan pertanian. Misalnya dengan mengkombinasikan jagung dengan kacang tanah, atau kelengkeng dengan sawi caisim, sehingga lahan tersebut bisa produktif dalam satu waktu yang bersamaan,” terangnya.

Tidak hanya itu, dengan tumpangsari juga mampu menjaga kesuburan tanah, karena jenis tanaman yang dibudidayakan bisa berbeda-beda.

“Hal serupa juga bisa diterapkan pada metode tabulampot. Misalnya menanam jambu kristal, dipadukan dengan sawi, tomat atau cabai. Bisa juga dikombinasikan dengan tanaman empon-empon seperti jahe, kunyit dan lainnya,” terangnya.

Lihat juga...