Siasati PPKM, Perajin Bungkus Ketupat di Cianjur Berjualan dari Rumah ke Rumah
CIANJUR – Perajin bungkus ketupat di Cianjur, Jawa Barat, menawarkan jualan dengan mendatangi rumah ke rumah. Hal itu sebagai siasat menghindari razia petugas, karena selama PPKM Darurat, perajin dadakan dilarang berjualan untuk mengindari kerumunan.
Perajin bungkus ketupat, Rohman (35) warga Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur mengatakan, pada hari raya kurban tahun ini, dia dan belasan orang teman-teman perajin terpaksa mendatangi perkampungan dan perumahan, untuk mendapatkan pesanan. “Pada awal pandemi, kami masih boleh membuka lapak dimana-mana, namun menjelang hari raya kurban kali ini, aturan PPKM darurat, melarang pedagang dan perajin seperti kami membuka lapak, sehingga kami mencari cara lain untuk tetap mendapatkan uang,” tandasnya, Senin (19/7/2021).
Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan itu, setiap hari raya menjual bungkus ketupat untuk tambahan uang dapur. Tahun lalu, dia mendapatkan uang hingga Rp200 ribu dengan menjual 200 sampai 500 buah bungkus ketupat, namun hari ini, baru 100 bungkus yang terjual. “Karena PPKM darurat, tingkat pemesanan sangat berkurang, sehingga kami mencoba mendatangi pintu ke pintu di perkampungan dan perumahan dengan harapan mendapat pesanan. Untuk hari ini, lumayan mendapat pesanan sudah 100 bungkus, dibandingan tahun lalu jauh sekali,” katanya.
Hal senada terucap dari Maman (23), pedagang ketupat siap disantap. Menurutnya, dibandingkan lebaran kurban tahun lalu pesanan yang didapat menurun tajam. Bahkan upayanya untuk mencari pembeli dengan mendatangi rumah ke rumah, hanya mendapat pesanan puluhan buah ketupat. “Tahun lalu masih boleh menjajakan ketupat dipinggir jalan, namun menjelang lebaran kurban kali ini, banyak dirazia, sehingga untuk tepat mendapat penghasilan, kami menawarkan langsung ke rumah-rumah, meski hasilnya kurang maksimal,” tandasnya.