Permintaan Peti Mati di Bekasi Kembali Normal
Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Usaha perajin peti mati tersebut menjadi usaha lama Danih bersama keluarga di Jatimelati. Diakuinya selama Pandemi ini, permintaan cukup banyak. Ia menjual satu peti mati dengan harga hanya Rp700 ribu/unitnya. Harga tersebut tidak ada kenaikan meskipun permintaan membludak.
Maman salah satu pekerja menambahkan, sehari rata-rata perajin peti mati di Dwi Lestari mampu memproduksi 10 unit. Karena pekerjaan terberatnya pada finishing seperti dempul, cat dan memasang kain satin putih.
“Bahan bakunya biasanya kayu sengon, tergantung permintaan ada juga menggunakan triplek dengan ukuran tebal. Biasanya untuk keluar kota naik pesawat dan lainnya karena dianggap lebih kokoh,”ujarnya.