Tedhak Siten, Upacara Penuh Makna Kehidupan untuk Cucu ke-11 Tutut Soeharto
Editor: Maha Deva
JAKARTA – Prosesi upacara adat Jawa, tedhak siten, untuk Kiara Bella Rukmana, cucu ke–11 Siti Hardiyanti Rukmana atau Tutut Soeharto, dilalui dengan penuh suka cita, Sabtu (26/6/2021).
Para sesepuh yang hadir, ikut merasakan suasana hangat dari keluarga pasangan, Danny Bimo Hendro Utomo Rukmana dan Andi Raiyah Chitra Caesaria Abdussalam, yang menggelar upacara untuk putri pertamanya, Kiara Bella Rukmana. , yang digelar di kediaman Eyang Tutut Soeharto, di Jalan Yusuf Adiwinata, Menteng, Jakarta Pusat.
Tedhak siten, untuk Kiara Bella Rukmana, adalah upacara bermuatan ragam pesan bermakna untuk menjalani prosesi kehidupan. Sri Retno Dewati, pemandu upacara menyebut, tedhak siten atau turun tanah, adalah salah satu upacara ritual adat Jawa, bagi seorang anak yang genap berusia tujuh lapan.
Satu lapan, dalam sistem penanggalan Jawa, berjumlah 35 hari. Biasanya, anak seusia tujuh lapan, sudah ingin turun ke tanah, atau oleh orang Jawa biasa disebut brangkangan atau merangkak. “Tedhak siten bermaksud membekali doa dan harapan bagi anak, jangan sampai tertimpa malapetaka,” ujar Retno kepada Cendana News, di sela acara Tedhak Siten Kiara Bella Rukmana, di kediaman Tutut Soeharto di Jalan Yusuf Adiwinata, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/6/2021).
Prosesi tedhak siten dimulai dengan acara hataman Alquran yang dirangkai dengan pengajian. Upacara dilengkapi dengan serangkaian makanan tradisional, sebagai bagian dari upacara selamatan. Pada awal prosesi, tedhak siten dimulai dengan sang kakek, Indra Rukmana, membimbing Kiara Bella Rukmana melompati tujuh tumpeng gudangan, yang biasa disebut tumpeng slamet atau tumpeng kuat. Tumpeng gudangan tersebut dilengkapi dengan lauk pauk macam-macam rasa.