Sejak Zaman Airlangga Seniman Miliki Fungsi dalam Tatanan Kehidupan

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Berdasarkan penelitian prasasti dari zaman Airlangga, keberadaan seniman sudah menjadi bagian dari kehidupan. Tak hanya dalam aspek seni, namun juga memenuhi aspek ekonomi dan otoritas raja saat itu. 

Pengajar Departemen Arkeologi FIB Universitas Indonesia, Dr. Andriyati Rahayu, SS., M.Hum., menyebutkan, dalam prasasti seniman dalam masa Airlangga disebut sebagai manilala drwyahaji dan wargga kilalan.

“Manilala drwyahaji ini merujuk pada seniman keraton yang digaji oleh raja. Sementara, wargga kilalan merupakan seniman yang mendapatkan penghasilan dari keahliannya dan diwajibkan membayar pajak atas penghasilannya tersebut. Kedua jenis seniman ini memiliki fungsi yang berbeda dalam konteks kerajaan di masa Airlangga,” kata Andriyati, dalam diskusi kajian prasasti Airlangga, Minggu (27/6/2021).

Ia menyatakan, ada delapan dari 33 prasasti yang berasal dari masa Airlangga, menyebutkan masalah seniman ini. Yaitu, prasasti Cane, prasasti Munggut, prasasti Kakurugan, prasasti Baru, prasasti Turunhyang, prasasti Pandan dan prasasti Gandhakuti.

Pengajar Departemen Arkeologi FIB Universitas Indonesia, Dr. Andriyati Rahayu, SS, MHum, menyampaikan berdasarkan penelitian prasasti, di zaman Airlangga sudah ada profesi Seniman, dalam diskusi kajian prasasti Airlangga, Minggu (27/6/2021). –Foto: Ranny Supusepa

“Seniman Manilala drwyahaji atau bisa juga disebut sebagai seniman abdi dalem ini dibagi menjadi dua. Yang pertama, kelompok seniman penampil, yang terdiri dari pinilai yang menabuh gamelan, salyut atau salwit yang memainkan alat musik tiup, alu warak yang menjadi pemimpin orkestra dalam upacara atau lagu pengiring perang, widu manidung yang menyanyikan kidung dan pawulangwulang yang merujuk pada penari dengan baju warna warni,” urainya.

Lihat juga...