Putu Ayu, Jajanan Legendaris yang Masih Berkeliling di Bekasi

Sarmo Banser, warga Brebes penjual Putu Ayu di Bekasi, biasa berkeliling ke berbagai komplek. Diakui putu ayu makan legendaris ini masih diminati, sehari ia mampu menghabiskan 5 kilogram bahan baku yang jadi 500 kue putu, Sabtu (19/6/2021) - foto M Amin

Saat ini ia menyebut, cuaca di Kota Bekasi mulai sore sering hujan. Sehingga setiap keliling, dagangannya pasti habis tidak sampai malam. Kue Putu, yang disebutnya sebagai makanan iseng, cocok dikonsumsi untuk teman ngopi dan teh di sore hari. Ia mengaku memiliki strategi sendiri, untuk membuat pelanggan tidak bosan. Berkeliling di beberapa tempat secara berpindah-pindah, adalah cara agar pelanggan tidak bosan dengan kehadirannya. Jika setiap hari dia menjajakan di satu tempat, maka lingkungan itu diyakini akan bosan dengan kehadirannya.

“Jadi saya sudah punya jadwal sendiri, sehari berkeliling di sekitar Jatirasa, Jatiasih, besok malam wilayah villa 3, Bojongkulur, wilayah perbatasan dengan Kota Bekasi, kemudian pindah lagi, setelah itu kembali ke tempat awal,” tuturnya.
Nugroho, warga Pondok Benda menyebut, menyukai kue putu dan tidak pernah absen untuk membeli, jika melintas di dekat rumah. Kue Putu sangat membantu untuk menjadi sajian, saat kumpul bersama teman-teman, sebagai teman meminum kopi atau teh. “Kadang-kadang sore lewat kebetulan lagi kumpul di rumah teman-teman, pas banget, bisa buat menu kopi. Kue tradisional yang masih digemari semua kalangan,”pungkasnya.
Lihat juga...