Produksi Keranjang Anyaman Plastik di Kota Semarang Meningkat

Editor: Makmun Hidayat

Dalam sehari, setidaknya pihaknya bisa menghasilkan sekitar 70 keranjang anyaman plastik, yang kerap digunakan untuk berbelanja di pasar tersebut.

“Sehari kurang lebih 70 -80, dalam seminggu sekitar 500-600 keranjang, kita jual ke pasar-pasar tradisional. Harganya bervariasi tergantung besar kecilnya, mulai dari Rp 20 ribu – Rp 50 ribu,” tandasnya.

Di satu sisi, Purwanti mengakui usaha yang dilakoninya sejak enam tahun lalu tersebut, ditemukan secara tidak sengaja. Berawal dari limbah plastik untuk pengikat kardus elektronik, kemudian dikreasikan menjadi keranjang anyaman.

“Ya saya berharapnya, peminat keranjang anyaman plastik ini tetap ada. Bahan baku plastik anyaman juga tetap tersedia, jangan ada kenaikan harga, sebab kalau naik tentu berpengaruh pada harga jual,” paparnya berharap.

Disinggung apakah dirinya akan mengembangkan model keranjang anyaman yang lain, Purwanti mengaku saat ini, baru ada satu model, yang membedakan hanya penggunaan plastik yang beraneka warna.

“Kalau ganti model, perlu pelatihan lagi bagi para anggota, karena semuanya dibuat secara konvensional. Keinginan untuk ke arah sana, dengan berbagai model kekinian tentu ada, namun kita masih terbentur di penguatan SDM,” tandasnya.

Sementara, salah seorang konsumen, pengguna keranjang anyaman plastik, Sunarsih, mengaku puas dengan kualitas produk tersebut.

“Selain harganya lebih terjangkau, juga memiliki daya tampung cukup banyak dan kuat. Tidak mudah sobek, karena bahannya juga tebal. Keranjang ini saya manfaatkan untuk tas belanjaan kalau pergi ke pasar, atau minimarket. Apalagi di Kota Semarang, sudah tidak menyediakan kantong plastik kalau belanja di minimarket,” pungkasnya.

Lihat juga...