Petani Terdampak Badai Seroja, Harus Pilah Biji Sorgum

Editor: Makmun Hidayat

Boni menambahkan, biasanya sorgum yang tidak dipakai akan dijadikan makanan ternak seperti babi namun serangan virus Demam Babi Afriika (ASF) mengakibatkan semua babi mati.

Kondisi ini kata dia menyebabkan petani terpaksa menyimpan biji sorgum yang berwarna hitam namun bisa disosoh menjadi beras karena tidak berpengaruh untuk dikonsumsi.

“Total produksi anggota kelompok yang dijual di koperasi tahun lalu 31 ton panen pertama dan panen kedua 7 ton.Tahun ini diperkirakan panen pertama maksimal mencapai 25 ton akibat banyak biji sorgum berwarna hitam,” terangnya.

Petani sorgum Dusun Likotuden, Lukas Lewar menyebutkan musim tanam tahun 2019/2020 total produksi sorgum miliknya mencapai lebih dari satu ton.

Lukas mengakui musim tanam 2020/2021 produksi sorgum miliknya kehilangan hampir setengahnya akibat banyak yang berwarna hitam.

“Mungkin tahun ini produksi berkurang hampir setengahnya karena curah hujan tinggi akibat adanya badai siklon tropis Seroja,” ucapnya.

Lihat juga...