Pemanfaatan Minyak Jelantah Atasi Masalah Energi dan Lingkungan
Namun sayang, bahan baku biodiesel yang bersumber dari minyak sawit justru menjadikan biodiesel kurang ekonomis karena harga minyak sawit yang terus naik.
Pada Juni 2021, harga indeks biodiesel di pasar domestik senilai Rp11.034 per liter ditambah ongkos angkut.
Banderol harga tersebut naik sebesar 7,86 persen dibandingkan harga indeks bulan sebelumnya yang hanya Rp10.229 per liter. Kenaikan harga biodiesel terjadi akibat kenaikan harga rata-rata minyak sawit mentah.
Tahun ini, nilai subsidi biodiesel diproyeksikan mencapai Rp46 triliun, dengan asumsi volume penyerapan biodiesel sebanyak 9,2 juta kiloliter dan selisih antara harga minyak sawit mentah dengan harga jual solar ke konsumen sekitar Rp5.000 per liter.
Ketahanan Energi Nasional
Sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti minyak jelantah dapat diubah menjadi bahan bakar biodiesel yang aman untuk lingkungan, karena menghasilkan polusi udara yang jauh lebih sedikit dibandingkan bahan bakar jenis solar.
Biodiesel dapat mendukung program Indonesia dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 41 persen atau setara dengan 1,02 miliar ton karbon dioksida hingga 2030 dengan dukungan internasional.
Manajer lembaga riset independen Traction Energy Asia, Ricky Amukti, menuturkan penggunaan biodiesel dari minyak jelantah dapat menekan jumlah emisi karbon.
Pemanfaatan minyak jelantah juga mampu menghemat biaya hingga 35 persen dibandingkan biodiesel dari minyak nabati, yang dihasilkan dari buah kelapa sawit.
Berdasarkan hasil penelitian Argonne National Laboratory di Illinois, Amerika Serikat, biodiesel menghasilkan 78 persen lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan solar.