Muara Way Balau, Lokasi Mancing Alternatif di Bandar Lampung

Editor: Koko Triarko

Bermodalkan senar, umpan dari daging keong, cumi-cumi dan udang, ia tetap memakai pelampung. Saat pelampung tenggelam dan pemberat terseret oleh tarikan ikan, ia bisa merasakan sensasi strike. Suharno juga kerap menggunakan teknik ngoncer dengan umpan ikan kembung kecil. Umpan berupa ikan selar kecil juga bisa digunakan untuk mendapatkan ikan sembilang dan kakap putih ukuran besar.

Suharno menyebut, mengisi waktu luang dengan memancing sebagai kegiatan rekreatif. Mengajak serta sang anak, kegiatan rekreasi juga dilakukan untuk melihat keindahan saat matahari terbenam (sunset). Kesejukan rerimbunan mangrove api api (Avicennia) menjadi tempat melepaskan penat. Ia menyebut, rekreasi memancing kerap menghasilkan minimal satu kilogram ikan muara.

“Saat tidak mendapatkan ikan hasil tangkapan, bisa membeli dari gudang lelang untuk dibawa pulang,” ulasnya.

Penghobi memancing lainnya, Zakaria, dan sejumlah penghobi lain di antaranya Ismanto, memakai teknik casting. Teknik penghobi memancing casting dilakukan dengan joran, reel, senar hingga umpan buatan (lure).

Joran yang digunakan berbahan fiber dengan kekuatan lentur bisa menahan beban hingga 20 kilogram. Teknik casting dilakukan olehnya untuk bisa melemparkan pancing dengan umpan hingga sejauh 20 meter.

“Saya memakai teknik lemparan, namun menyesuaikan kondisi muara sungai Way Balau hanya bisa sampai 20 meter,” ulasnya.

Menurutnya, teknik casting kerap menghasilkan ikan jenis sembilang ukuran besar. Ikan sembilang yang menyerupai lele banyak memanfaatkan muara berlumpur. Lokasi muara berlumpur yang menjadi tempat untuk vegetasi mangrove, sekaligus tempat rekreasi menarik. Bersama teman penghobi memancing, ia bisa menghabiskan senja.

Lihat juga...