Meski Pandemi Bakat Anak Tetap Bisa Berkembang
Potensi bakat anak tidak hanya sebatas aktivitas terkait dengan fisik, tetapi juga aktivitas yang terkait sifat. Di sinilah butuh kemampuan analisis untuk mengidentifikasi bakat anak yang terkait dengan sifat.
Pendiri Sekolah Alam Tangerang (SAT), Andri Fajria, menegaskan bahwa bakat itu tidak tunggal, karena setiap orang memiliki beberapa pilihan peran/profesi yang sesuai dengan kombinasi bakatnya serta sesuaikan dengan peluang dan kondisi yang dihadapi.
Tidak berbakat dalam suatu aktivitas, bukan berarti tidak dapat melakukan kegiatan tersebut. Namun, membutuhkan usaha yang lebih keras agar dapat melakukan aktivitas tersebut dengan baik.
Menyinggung soal perkiraan sejumlah orang tua, bahwa anaknya berbakat sebagai guru tetapi irit berbicara alias pendiam, Andri Fajria menyarankan mereka untuk menemukan keterampilan atau hobi yang dikuasai anaknya. Mungkin anak bisa menjadi guru praktik, seperti guru seni, instruktur olahraga, penyuluh pertanian, instruktur komputer, dan lain-lain.
Adapun ciri-ciri anak yang berbakat sebagai guru, antara lain senang mengajari teman atau adiknya, baik berupa informasi maupun keterampilan; sering mengalah kepada adik/teman yang lebih kecil saat bermain; dan suka bermain peran sebagai guru.
Jika hingga remaja belum menemukan bakat anak, apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhirnya, jangan khawatir, bakat itu tidak hilang. Dia hanya tertidur (dormant) sampai ada trigger (pemicu) yang membangunkannya.
Begitu pula bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), menurut Andri Fajria, observasi terhadap mereka lebih mudah mengingat rentang minat mereka yang terbatas.