Meski Pandemi Bakat Anak Tetap Bisa Berkembang

Tantangan Bagi Ortu

Apa yang disampaikan Nadiem, setidaknya memberi gambaran situasi dunia pendidikan saat ini. Bisa dikatakan, wabah virus corona ini peluang sekaligus tantangan bagi orang tua ketika akan mengembangkan bakat anaknya.

Hal itu mengingat, kata praktisi dan santri talents mapping Andri Fajria, bakat anak ini tidak lepas dari penerapan rumus 3B, yakni banyak bertemu orang, banyak beraktivitas, dan beragam aktivitas.

Tidak pelak lagi, pengembangan bakat anak terhambat karena anak didekatkan dengan gadget (gawai) yang melenakan anak dalam aktivitas, seperti bermain gim.

Karena permainan itu mengalihkan anak dari kegiatan 3B, menurut dosen Universitas Bhayangkara ini, harus ada pembatasan waktu anak berinteraksi dengan gawai setiap harinya.

Penulis buku “Membangun Keluarga Sadar Bakat” dan “Talents Observation” ini lantas menyarankan, agar orang tua yang telah memiliki kemampuan membaca bakat anak bisa memilih bentuk kegiatan yang sesuai dengan bakat anaknya.

Master trainer nasional talents observation (pengamat bakat) itu lantas menjelaskan, bahwa bakat adalah ekspresi genetik yang sedang aktif. Bakat ini dipengaruhi oleh ayah, ibu, kakek, nenek, dan para pendahulu.

Potensi bakat anak adalah hobi anak yang dilakukan dengan penuh kesenangan, dengan mudah, dan hasilnya dinilai baik oleh orang lain.

Karena itu, orang tua perlu mengenal bakat anak sejak dini dengan memperhatikan aktivitas, sifat, dan peran yang paling sering muncul dalam kegiatan keseharian anaknya.

Diingatkan pula oleh Andri Fajria, bahwa orang tua tidak perlu resah bila anak terlihat pendiam, pemalu, dan tidak ingin memperlihatkan kemampuannya. Anak itu mungkin berbakat dalam pekerjaan yang berhadapan dengan benda-benda.

Lihat juga...