Lurah : Ada Miskomunikasi Terkait Jumlah Penduduk Tak Lulus SD di Jatimurni
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
BEKASI — Abdul Barkah, Lurah Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengakui, 89 persen warga di atas usia 60 tahun tidak lulus Sekolah Dasar (SD). Namun demikian, usia produktif terus berlanjut, bahkan untuk pendidikan menjadi perhatian khusus.
“Pendidikan di wilayah Kelurahan Jatimurni ini jadi perhatian khusus, mulai dari PAUD,” ungkap Barkah mengklarifikasi perbedaan persepsi tentang data penduduk dari Tim Penilai Lomba Kinerja Kelurahan Tingkat Kota Bekasi Tahun 2021, Kamis (17/6/2021).
Diketahui, sebelumnya tim penilai dalam kegiatan penilaian Lomba Kinerja di Kelurahan Jatimurni baru baru ini melakukan penghitungan melalui Profil Desa dan Kelurahan (Prodeskel) data dari kependudukan, dengan catatan penting, sisi pendidikan, melalui hasil review perwakilan Tim Penilai dari bidang kemasyarakatan, yang membacakan review Dinas Pendidikan.
“Saya tegaskan lagi, bahwa penduduk di Jatimurni, yang dikatakan 89 persen tidak lulus itu adalah penduduk yang di atas usia 60 Tahun. Pada kenyataannya, di Jatimurni penduduk yang tidak lulus itu, tidak demikian,” tegasnya.
Harusnya jelas dia, bisa di konfirmasi lewat data yang real, yang seperti di buku profil kelurahan, semua data ada di situ. “Kami sudah secara resmi mengklarifikasi hal tersebut,”tandasnya.
Barkah juga mengapresiasi Dinas Pendidikan yang memuji inovasi soal pendidikan di Kelurahan Jatimurni, terkait unggulan dari Kelurahan Jatimurni, dimana di sini punya PAUD Kutilang yang telah juara tingkat provinsi. Satu lagi adalah Sekolah alam yang layak untuk masuk sebagai pemenang.
Hal senada diakui, Kasi Pemerintah ketentraman ketertiban umum (Pemtrantibum) Kelurahan Jatimurni, Abdul Rahman, mengakui surat klarifikasi sudah dikirim ke Kecamatan Pondok Melati agar ditinjau ulang. Harapannya data terbaru sebagai acuan di bidang pendidikan.