Lagi Tren, Tembakau Tingwe Jadi Peluang Bisnis Beromzet Besar

Editor: Koko Triarko

Untuk lebih menyakinkan, suami Maria pun membeli tembakau tingwe ini terlebih dulu dan mencobanya. Ternyata memang benar lebih hemat, dan rasanya pun hampir sama dengan rokok bermerek.

“Awalnya, suami saya nyoba dulu. Dirasa ini bisa jadi usaha, lalu suami cari informasi dan gabung ke komunitas Mbako. Akhirnya buka usaha ini hingga sekarang,” ujarnya.

Banyak jenis tembakau yang dijual di tokonya. Mulai tembakau rokok, tembakau daerah dan tembakau rasa. Tembakau rasa ini, menurutnya terdiri dari berbagai rasa. Ada rasa buah anggur, apel dan lainnya. Sehingga pembeli bisa memilih rasa dan aroma yang mereka sukai.

“Tembakau tingwe ini lagi tren di semua kalangan. Kalau dulu kan ngelinting itu identik dengan orang tua pakai daun kawung yang dalamnya berisi tembakau. Nah, kalau sekarang anak-anak muda juga sudah banyak yang ikut budaya ngelinting. Ini bisnis yang lagi tren di Jakarta, mungkin juga di daerah lain, ya,” ungkapnya.

Untuk memulai bisnis ini, kata Maria, suaminya mengeluarkan modal Rp1 juta. Usahanya mulai dirintis pada Mei 2020, di saat pandemi Covid-19 mulai melanda.

Perkantoran pun memberlakukan karyawannya dengan jadwal kerja WFH (fork for home) dan WFO (work for office).

“Sebagai karyawan swasta, suami saya juga harus WFH dan WFO. Jadi untuk mengisi waktu luang, nyoba usaha ini dengan modal awal itu Rp1 juta. Tapi sekarang ini yang lebih banyak berkiprah di toko ya saya,” ujar perempuan kelahiran Jakarta 36 tahun ini.

Kini, dalam sebulan dari usaha tembakau tingwe itu, Maria dapat meraup keuntungan yang lumayan besar.

“Alhamdulillah dari modal Rp 1 juta, saat ini omzet Rp3 juta-Rp 5 juta per bulan. Itu sudah bersih, ya keuntungan yang didapat, jadi usaha ini sangat menjanjikan,” ujar ibu dua anak ini.

Lihat juga...