Kenali Perasaan Anak Lewat Ekspresi dan Emosi
“Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus, agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat,” kata Anggia yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Melatih Anak Meregulasi Emosi
Menurut Anggia, memiliki anak dengan kecerdasan emosional memang memerlukan tahapan dan waktu yang tidak sebentar. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melatih anak meregulasi emosinya.
Ada beberapa langkah yang bisa orang tua lakukan untuk membantu anak memiliki regulasi emosi, yakni: mengenali emosi/perasaan diri (name the feeling), mengenali emosi/perasaan orang lain, orang tua hadir dan mendengarkan perasaan anak.
Kemudian, menanggapi dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan anak, tidak bereaksi negatif saat anak rewel atau marah, jadilah role model, senang bermain dengan anak dan tertarik dengan aktivitas anak serta mengajarkan anak teknik-teknik relaksasi (emotional toolbox).
Namun demikian, terkadang anak-anak dapat mengalami emosi yang negatif, yang terkadang menjadi ledakan emosi.
Anggia mengatakan, jika hal itu wajar. Namun, ledakan emosi pada anak harus diwaspadai, bila misalnya tantrum dan ledakan (outbursts) terjadi pada tahapan usia perkembangan di mana seharusnya sudah tidak terjadi, yaitu di atas usia 7-8 tahun.
Lalu, perilaku anak sudah membahayakan dirinya atau orang lain, menimbulkan masalah serius di sekolah, memengaruhi kemampuannya bersosialisasi dengan teman, sehingga anak dikucilkan oleh teman-temannya.
Selain itu, anak tantrum dan membuatnya kesulitan dalam keseharian keluarga dan merasa tidak mampu mengendalikan emosi marahnya dan merasa dirinya buruk juga perlu diwaspadai.