Hambat Serangan Hama Pertanian, Manfaatkan Botol Bekas

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Berharap tidak berdampak terhadap tanaman lainnya, beberapa fasilitas tanaman diperlukan untuk proses sterilisasi.

Andrias menyebutkan, proses sterilisasi dilakukan dengan cara penyemprotan terhadap tanaman serta pipa produksi, kemudian alat tanaman perlu didiamkan terlebih dahulu sekitar dua bulan. Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan kutu yang mengendap benar-benar mati.

“Untuk tanaman yang sudah kami semprot, kemudian dipindah ke wadah lain. Selanjutnya tanaman tersebut dijemur dan dibakar. Karena khawatir penyakit yang masih menempel di batang maupun di daunnya tetap hidup, maka pilihan satu-satunya kita bakar untuk membasmi penyakit tersebut,” jelasnya.

Secara terpisah, Mochammad Dimas Aji Permana mengatakan, rekayasa membasmi serangan hama sudah bisa dikendalikan setelah melewati beberapa kali proses uji coba. Hasilnya lebih meminimalisir gangguan hama yang dapat merusak tanaman hidroponik.

Mochammad Dimas Aji Permana, saat ditemui Cendana News di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Jember, Senin (28/6/2021).- Foto: Iwan Feri Yanto

“Kita gunakan alat namanya yellow thrip. Alat ini berfungsi menarik perhatian hama, kemudian dinding alat tersebut kami olesi lem perekat, semacam alat lem perekat yang digunakan untuk lalat,” ucapnya.

Dimas menambahkan, alat yellow thrip menurut dirinya bisa dibuat sendiri, karena proses pembuatannya tidak sulit. Bahan yang diperlukan satu buah botol bekas, kertas karton, dan cairan yang bisa menarik perhatian hama, serta lem perekat untuk menjebak hama.

“Selama ini dirasa cukup efektif dengan memanfaatkan alat perangkap tersebut. Gangguan hama dapat terkendali,” jelasnya.

Lihat juga...