Anak Petani ini Lulusan Terbaik Dokter di Unisma

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Keinginan menjadi dokter baru muncul setelah Aini menjalani pendidikan profesi atau KOAS di rumah sakit selama dua tahun lebih. Disana Aini setiap hari harus selalu mengikuti dokter untuk membantu pelayanan pasien.

“Dari situ saya mulai tahu ternyata menjadi dokter itu seperti ini dan sejak saat itu saya mulai bisa menjiwai untuk menjadi dokter,” ungkapnya.

Tempat KOAS berpindah-pindah, pernah di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, RSUD Mardi Waluyo kota Blitar, RSUD Blambangan Banyuwangi, RSJ lawang dan RS Bhayangkara Porong, sebutnya.

Lebih lanjut, menurut Aini, dukungan berupa doa dan motivasi yang diberikan kedua orangtuanya sangat berarti bagi keberhasilannya menjadi seorang dokter.

“Kalau dukungan dari orangtua, Alhamdulillah meskipun keduanya tidak bisa banyak memberikan dukungan secara materi, namun motivasi dan doa mereka berdua sangat penting dan sangat berarti bagi saya,” ucapnya.

Selain dukungan dari kedua orangtua, yang tidak kalah penting adalah usaha untuk tetap belajar dan berdoa meminta kepada Tuhan agar usaha diberi kelancaran dan mendapatkan hasil yang terbaik.

Sementara itu Wakil rektor 1 bidang akademik dan kerjasama Unisma, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D. mengatakan bahwa prosesi wisuda semester gasal tahun akademik 2020/2021 akan dilaksanakan secara luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Dalam penyelenggaraan wisuda luring kali ini kami sudah mengantongi izin dari pihak terkait, dengan berbagai ketentuan protokol kesehatan yang tetap harus dipatuhi oleh setiap peserta wisuda. Bahkan kami menambahkan persyaratan wajib bagi wisudawan dan orangtua yang hadir untuk melaksanakan swab atau rapid antigen, sehingga peserta yang masuk ke ruang wisuda sudah benar-benar melalui proses skrining yang ketat,” pungkasnya.

Lihat juga...