Abu Dhabi Batasi Akses ke Area-Area Publik Bagi Yang Bebas COVID-19
DUBAI – Abu Dhabi, emirat terpadat kedua di Uni Emirat Arab (UAE), akan membatasi akses ke pusat perbelanjaan, restoran, kafe, dan tempat umum lainnya, bagi mereka yang telah divaksinasi COVID-19 atau baru-baru ini menunjukkan hasil tes negatif. Pembatasan tersebut direncanakan akan berlaku mulai 15 Juni mendatang.
Aturan baru tersebut diumumkan pada Rabu (9/6/2021) malam waktu setempat, ketika Uni Emirat Arab, sebuah federasi dari tujuh emirat, mengalami peningkatan kasus harian selama tiga minggu terakhir. UAE, yang tidak memberikan rincian untuk setiap emirat mencatat, ada 2.179 infeksi baru pada Rabu (9/6/2021), naik dari angka 1.229 pada 17 Mei. “Pembatasan juga akan berlaku untuk pusat kebugaran, hotel dan fasilitasnya, taman umum, pantai, kolam renang, pusat hiburan, bioskop, dan museum,” kata kantor media Abu Dhabi, Kamis (10/6/2021).
Pengunjung harus membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi atau baru-baru ini telah dites dengan hasil negatif, melalui aplikasi COVID-19 negara itu. Aplikasi tersebut akan menampilkan riwayat vaksinasi dan pengujian setiap individu.
Aplikasi seluler akan menunjukkan warna hijau, jika orang tersebut telah divaksinasi atau dinyatakan negatif. Individu yang belum divaksinasi, perlu diuji setiap tiga hari, untuk mempertahankan status hijau mereka. Orang yang telah divaksinasi lengkap, akan melakukannya setiap 30 hari.
UAE mengumumkan bulan lalu, mulai 6 Juni 2021, kehadiran di acara langsung dan kegiatan sosial, termasuk di pernikahan dan di bar, akan dibatasi untuk mereka yang dapat membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi. Uni Emirat Arab memiliki salah satu tingkat inokulasi tertinggi di dunia, dengan vaksin AstraZeneca, Pfizer/BioNTech, Sinopharm, dan Sputnik V yang tersedia untuk warga dan penduduk. Di Abu Dhabi, mereka yang diimunisasi dengan suntikan Sinopharm buatan China, juga dapat menggunakan dosis Pfizer/BioNTech sebagai booster. (Ant)