Rempah Buah Pala, Investasi Hijau Petani Lamtim

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Bagian kulit pala bisa diolah menjadi produk manisan dan buah juga bisa disuling menjadi minyak,” terangnya.

Budidaya tanaman pala jadi sumber penghasilan Hardianto salah satu petani di Desa Girimulyo, Kecamatan Marga Sekampung, Lampung Timur, Senin (10/5/2021). Foto: Henk Widi

Sukini, petani lain di Desa Girimulyo menyebutkan, budidaya pala menguntungkan secara ekonomis. Saat panen petani yang tidak memiliki kebun bisa menjadi buruh petik hingga kupas. Per kilogram buah pala yang dipetik akan diberi upah sekitar Rp3.000, pengupasan akan diberi upah Rp1.000 per kilogram.

“Bubuk pala dan buah pala menjadi penyedap masakan yang sangat dicari pemilik usaha kuliner,” sebutnya.

Sukini menyebut ia menanam dua kultivar atau jenis pala. Pertama jenis penghasil buah untuk bumbu dan kedua untuk jamu. Sebagai produk rempah investasi menanam pala sangat menguntungkan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Terlebih kawasan perbukitan yang memungkinkan petani hanya menanam komoditas tertentu seperti pala.

Proses pengolahan menjadi minyak sebut Sukini mulai dikembangkan petani. Penyulingan dilakukan pada bagian kulit dan daun pala untuk pembuatan minyak. Meskipun dalam tahap percobaan dengan alat penyuling namun sebagian petani mulai menghasilkan minyak.

Harga minyak pala murni atau pure nutmeg seed oil sebutnya bisa mencapai Rp125.000 ukuran 150 gram. Potensi bagian tanaman pala yang menguntungkan jadi investasi menjanjikan petani.

Lihat juga...