Peran Dokter Keluarga Penting dalam Penanganan Obesitas

Editor: Koko Triarko

Di samping itu, seorang dokter keluarga dalam menyelesaikan masalah obesitas harus mampu berkolaborasi dan berkoordinasi dengan profesi lain. Misalkan ada pasien obesitas dengan luka di kaki, maka dokter keluarga harus berkolabirasi dengan perawat. Kemudian kalau ada komplikasi lain, misalnya terkait gizi, maka dia harus berkoordinasi dengan ahli gizi.

Kemudian prisip bersinambung, di mana dokter keluarga harus melayani pasien obesitas tidak hanya fase preakut, tapi juga pada saat fase akut. Saat pasien ada di rumah sakit, dia juga harus mengawal.

“Saat pasien sudah keluar dari rumah sakit, dokter keluarga juga harus mengawal lagi supaya pasien tersebut tidak kembali mengalami obesitas,” tuturnya.

Cara menangani penderita obesitas juga harus melibatkan keluarganya, tidak bisa berdiri sendiri. Karena keluarga oleh dokter dianggap sebagai mitra dari dokter.

“Karena itu, guna memaksimalkan peran dokter keluarga perlu dibuat modul-modul penatalaksanaan obesitas menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, yang bertujuan untuk memudahkan dokter, penderita obesitas dan masyarakat memahami dan melaksanakan program intervensi obesitas,” pungkasnya.

Sementara itu staff humas UB, Oky, menyebutkan, bahwa Prof. Andarini merupakan profesor aktif ke 17 dari FKUB dan profesor aktif ke 196 di UB, serta menjadi profesor ke 280 dari keseluruhan profesor yang dihasilkan UB.

“Beliau besok akan dikukuhkan sebagai profesor bersamaan dengan Prof. Ir. Puguh Surjowardojo, MP., dari Fakultas Peternakan UB,” tutupnya.

Lihat juga...