Mengenali Mitos dan Fakta Seputar Sakit Gigi

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Walaupun cerita tentang sakit gigi sudah banyak menjadi topik pembicaraan, tapi ternyata masih banyak juga masyarakat yang masih termakan oleh mitos. Manakah yang fakta dan mana yang mitos?

Kasus 1 : Menggunakan pasta gigi berfluoride atau jenis pasta gigi tertentu dapat menutup lubang pada gigi.

“Bahan berfluoride hanya dapat mencegah terjadinya lubang pada email gigi. Kalaupun menggunakan Kalsium, hanya dapat menutup micro cavities yang tidak kasat mata. Saat sudah sudah terjadi lubang, artinya harus ada penambalan gigi oleh dokter gigi,” kata Kepala Departemen Konservasi Gigi, FKG Universitas Prof. Dr. Moestopo (UPDM) Jakarta, Dr. drg. Rina Permatasari, SpKG, saat dihubungi, Jumat (21/5/2021).

Kasus 2 : Datang ke dokter gigi akan serta merta menghilangkan rasa sakit gigi.

Dr. drg. Rina Permatasari, SpKG, saat menjelaskan penyebab gigi terasa sakit, saat dihubungi, Jumat (21/5/2021). -Foto Ranny Supusepa

“Rasa sakit yang dirasakan pasien sering digunakan sebagai alat bantu diagnosis walaupun tidak selalu memiliki korelasi kuat dengan kerusakan jaringan. Dan rasa sakit tidak akan serta merta hilang, semua bergantung pada tingkat derajat sakit giginya. Bahkan, ada beberapa perawatan yang menimbulkan rasa sakit. Tapi tentunya, perawatan ini dilakukan untuk mencegah kerusakan gigi atau infeksi jaringan yang lebih parah,” ucap drg. Rina.

Kasus 3 : Berkumur dengan air garam bisa mengurangi rasa sakit gigi.

“Jika kita mengalami sakit gigi di rumah atau sedang di kantor, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah berkumur dengan air garam hangat. Fungsinya untuk melepaskan  kotoran di antara gigi, mengurangi peradangan dan srbagai disinfektan. Caranya dengan mencampur setengah sendok teh garam yang diaduk dengan air segelas,” ucapnya lebih lanjut.

Lihat juga...