Klaster Baju Lebaran Perlu Diwaspadai

JAKARTA – Mudik dan belanja nyata-nyata sudah menjadi tradisi bagi tak sedikit warga menjelang akhir Ramadan dari tahun ke tahun di Indonesia.

Pun demikian di tahun ini, tahun kedua menapaki pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) yang entah kapan akan berakhir. Meski ada pandemi, gelombang mudik dan belanja tetap saja terjadi seperti pergerakan sebuah gelombang.

Pelarangan mudik disiasati dengan percepatan waktu, yakni dipercepat sebelum tanggal pelarangan total pada 6-17 Mei 2021. Walaupun gelombang mudiknya tidak sebesar dibanding sebelum ada pandemi, tetap saja terjadi pergerakan warga dari perkotaan ke berbagai daerah.

Di sisi lain sebagian warga yang tidak mudik atau belum mudik larut dalam gelombang menuju pasar dan pusat-pusat perbelanjaan. Selain membeli kebutuhan rumah tangga, tampak toko pakaian dipadati orang.

Di Pasar Tanah Abang, pemandangan antrean terjadi secara mencolok sepanjang pekan lalu hingga hari-hari ini. Berjubelnya orang ingin berbelanja pakaian Lebaran meniadakan kekhawatiran terhadap penyebaran dan penularan virus corona secara masif.

Pergerakan orang untuk memenuhi ambisinya demi baju Lebaran seperti gelombang tsunami. Orang datang dari berbagai penjuru dengan beragam moda transportasi.

Pergerakan itu menunjukkan bahwa perburuan terhadap pakaian Lebaran seolah lebih penting daripada kekhawatiran dan ketakutan terhadap virus corona. Padahal sudah disampaikan berulangkali oleh para ahli kesehatan dan pemerintah bahwa virus ini sangat potensial menyebar di kerumunan.

Sidak

Membludaknya orang memenuhi pasar grosir Tanah Abang itu menjadi alasan Gubernur DKI
Jakarta, Anies Baswedan, bersama Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen TNI, Dudung Abdurachman, menyambangi Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Lihat juga...