Kak Seto: 13 Persen Anak Depresi Akibat Belajar Daring
Editor: Makmun Hidayat
Maka, menurut Kak Seto, upaya yang harus dilakukan saat ini adalah pemberdayaan keluarga. Karena pendidikan pertama dan utama justru keluarga.
Karena memang menurutnya lagi, kalau bicara pendidikan, itu bukan sekadar pada target akademik. Tetapi lebih penting nilai akhlak, moral, etika, dan sopan santun harus ditanamkan kepada anak.
Sehingga orangtua harus kembali memosisikan sebagai guru yang pertama dan utama dalam memperdalam nilai agama, dan menciptakan kebersamaan serta persahabatan. Tujuannya supaya anak tidak lari keluar arah melalui media sosial (medsos).
“Sekarang ini kan anak-anak tertekan, dan stres. Nggak bisa kemana-mana karena pandemi. Jadi ya harus ciptakan keluarga yang ramah anak dalam proses belajar daring ini,” ujar Seto Mulyadi yang merupakan dosen psikolog di Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat.
Apalagi tambah dia, sekarang ini masih sulit untuk menjangkau anak secara langsung. Misalnya, dengan belajar tatap muka, itu juga menurutnya, belum bisa dapat terwujud karena mutasi dari virus corona terus berubah dan sangat berbahaya.
Sehingga kembali dia tegaskan, bahwa menciptakan pendidikan ramah anak di dalam lingkungan keluarga menjadi penting.
Dalam lingkungan itu ada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), berdayakan warganya saling membantu dan peduli terhadap pendidikan anak-anak.
“Peran RT dan RW harus difungsikan saat pandemi ini. Tetangga yang tidak bekerja bisa berperan membantu belajar anak yang orangtuanya bekerja. Jadi saling peduli, gotong royong yang menjadi nilai bangsa Indonesia harus dibangkitkan kembali menjadi kebanggaan,” pungkasnya.