Bekerja di Malam Takbir Emban Tugas Mulia
Editor: Koko Triarko
Pengiriman ternak sapi sebagian untuk kebutuhan pasar tradisional. Tawaran pekerjaan mengantar sapi dengan risiko malam takbir di atas kapal, di jalan, tetap dijalankannya. Ia mengaku akan tiba di Bekasi dini hari dan segera kembali ke Lampung dengan target bisa sampai ke rumah saat lebaran. Dibanding menganggur, bekerja sebagai pengemud truk sapi menjadi harapan memberi nafkah keluarga.
Operasi ketupat Krakatau sekaligus satuan tugas Covid-19, menjadi beban yang diemban Deny Kertajaman. Ia tidak sendiri, sebab satgas terdiri dari TNI, Polri dan Dinas Perhubungan. Sebagai anggota Satuan Polisi Pamong Praja, saat malam takbir pengetatan justru dilakukan. Sejak sore personel telah diapelsiagakan antisipasi takbir keliling, pemudik yang akan menyeberang.
Deny menyebut, seperti tahun sebelumnya malam takbir tetap siaga di posko. Tugas akan digantikan sementara oleh personel lain yang tidak merayakan lebaran. Mengemban tugas di ujung Sumatra, sebutnya, dilakukan bergantian di pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ). Sebagian siaga di dekat pelabuhan ASDP Bakauheni. Tugas penyekatan dilakukan olehnya untuk meminimalisir pemudik menyeberang.
“Pemeriksaan pada kendaraan tanpa dokumen bebas Covid-19 yang akan menyeberang melalui kapal dilakukan selama 24 jam,”ujarnya.
Selama bertugas, Deny harus rela tidak tidur. Kesempatan merebahkan badan dilakukan saat kondisi lalu lintas lengang. Sejumlah pemudik yang nekat akan mudik, oleh petugas diputar balik. Sebab, sebagian warga yang akan menyeberang melalui pelabuhan dominan tidak dalam keperluan darurat. Tugas yang dilakukan hingga malam takbir dilakukan sistem shift hingga 16 Mei mendatang.