Lestarikan Pohon Langka, Maksimalkan Pemanfaatan Taman Kota
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Keberadaan taman kota, dapat membantu mereduksi polusi udara yang ada di wilayah perkotaan sebagai paru-paru kota, hingga meredam kebisingan kota yang padat aktivitas.
Di sisi lain, taman kota juga diharapkan mampu menjadi ekosistem baru, solusi dalam upaya pelestarian pohon langka, yang kini mulai sulit dijumpai. Termasuk di Kota Semarang.
“Kita mendorong keberadaan taman kota ini, tidak hanya berfungsi untuk paru-paru kota, namun juga mampu menjadi solusi dalam pelestarian pohon-pohon langka, atau pun pohon yang saat ini mulai jarang kita temukan,” papar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali, saat ditemui di Semarang, Rabu (21/4/2021).

Dirinya mencontohkan pohon polo, gayam, gandaria, hingga jenitri. “Ini jenis pohon yang kami lihat sudah jarang dikenali oleh masyarakat, termasuk generasi muda,” ucapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga melihat keberadaan pohon asam, yang sudah sangat sulit ditemukan di Kota Semarang. Padahal jenis pohon tersebut, merupakan bagian dari cikal bakal nama Semarang, yang konon berasal dari kata asem arang, atau pohon asam yang tumbuh jarang-jarang (arang- arang – Jawa).
“Saat ini keberadaan pohon asam, yang bisa dibilang menjadi asal usul nama kota Semarang, juga sudah jarang ditemukan. Untuk itu, kita manfaatkan taman kota, sebagai bagian dari pelestarian pohon langka. Upaya ini juga untuk memberikan edukasi kepada generasi mendatang, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” terangnya.