Komunikasi, Kunci Sukses Pedagang Jamu di Jember
Editor: Koko Triarko
JEMBER – Herman Junaidi, warga Jember, Jawa Timur, sudah menekuni usaha jamu tradisional sejak 2006. Menurutnya, usaha tersebut hingga kini masih menjanjikan. Apalagi, di masa pandemi ketika minat masyarakat minum jamu, meningkat.
Herman mengatakan, selama ini penghasilan usaha jamu dianggap kecil. Padahal sebaliknya, keuntungan yang didapatkan cukup menjanjikan.
“Biaya modal awal dalam membeli kebutuhan bahan jamu tradisional sangat minim. Karena bahan yang digunakan murah dan mudah didapatkan,” kata Herman Junaidi, saat ditemu di kawasan jalan Sumatra, Kecamatan Sumbersari, Jember, Selasa (6/4/2021).

Ia menjelaskan, usaha jamu tradisional masih memiliki potensi yang baik karena masyarakat masih menkonsumsi jamu dengan alasan menjaga kesehatan.
“Jamu mampu menjaga kesehatan, karena dibuat dari bahan rempah-rempah yang banyak mengandung vitamin dan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh manusia,” ucapnya.
Selain itu, sambungnya, jamu identik dengan minuman keluarga dan sederhana. Harganya murah, namun emiliki manfaat yang besar.
“Dalam menarik perhatian masyarakat dan pelanggan agar tetap mau membeli jamu, saya menggunakan teknik komunikasi dengan pembeli yang baru maupun pelanggan yang sudah lama. Sebab, saat menjalin komunikasi dengan para pembeli, saya meyakini secara psikologis seseorang akan mudah tertarik untuk kembali membeli jamu di tempat saya,” ungkapnya.
Teknik menjalin komunikasi yang dilakukan Herman sudah dilakukan sejak dahulu. Menurutnya, dengan mengajak berkomunikasi, pelanggan akan lebih mudah untuk mengingat kita dan apa yang dijual oleh kita.