Kemendes PDTT Dorong Peningkatan Riset Pengembangan Potensi Desa

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Riset menjadi pengungkit yang signifikan dalam meningkatkan inovasi dan daya saing. Di satu sisi, berdasarkan data Global Innovation Index (2020), Indonesia masih berada di peringkat ke 85 dari 131 negara.

“Kalau melihat data tersebut, riset kita bisa dibilang masih rendah dan belum mendapat perhatian yang berkelanjutan, padahal riset ini diperlukan untuk mendukung pembangunan bangsa. Demikian juga jika melihat data Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2019, kita berada masih di posisi 50 dari 141 negara,” papar Sekretaris Badan Pengembangan dan Informasi (BPI), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah. Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Razali AR.

Hal tersebut disampaikannya, dalam webinar ‘Penguatan Desa Mitra dalam Mendukung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka’, yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Semarang (Unnes), yang digelar secara daring di Semarang, Kamis (1/4/2021).

“Untuk itu, kita mendorong agar ada peningkatan riset, khususnya terkait dengan pengembangan potensi desa. Melalui perencanaan pembangunan, penyusunan kebijakan dan pengembangan daya saing. Agar ini berhasil, perlu peran akademisi termasuk perguruan tinggi,” terangnya.

Tercatat saat ini melalui program kampus merdeka, pembangunan desa juga melibatkan perguruan tinggi. Termasuk melalui KKN tematik kampus masuk desa, di wilayah desa tertinggal dan transmigrasi.

“Demikian juga melalui afirmasi pendidikan S1 bagi kepala desa dan perangkat desa, melalui rekognisi pembelajaran masa lampu di perguruan tinggi terdekat dari desa, daerah tertinggal dan wilayah transmigrasi,” lanjut Rizal.

Lihat juga...