Bibit Sambung Kaki Tiga Hasilkan Getah Karet Stabil
Editor: Makmun Hidayat
Proses pembekuan lateks yang dideres menurut Sobri memakai Deorub K. Zat pembeku getah karet diperlukan agar getah tidak mengalir keluar dari wadah. Memanfaatkan kawat, mangkok setiap pohon bisa menghasilkan rata rata 250 gram. Proses penyadapan kerap dilakukan pagi hari ketika getah karet sedang mengalir deras dan bisa diambil saat sore.
“Getah karet yang telah beku selanjutnya akan direndam dalam air agar mengembang dan membersihkan kotoran,” ulasnya.
Produksi getah karet dari bibit sambung kaki tiga masih diminati petani. Namun sebagian petani memilih untuk merombak tanaman karet diganti tanaman jagung. Pada level petani getah karet dijual seharga Rp7.000 hingga Rp8.000. Harga tersebut lebih murah dibandingkan sebelumnya lateks bisa dijual hingga mencapai Rp10.000 per kilogram. Ia mempertahankan pohon karet sebagai investasi jangka panjang.
Petani karet lain bernama Subandi di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan menyebut memilih bibit berkualitas. Pemilihan bibit sambung kaki tiga miliknya telah berusia delapan tahun. Produksi getah yang stabil sebutnya akan menghasilkan rata rata 2 ton untuk sebanyak 1000 batang. Dengan harha jual Rp8.000 perkilogram ia bisa mendapat hasil Rp16 juta.
“Hasil getah karet yang stabil bisa menjadi sumber penghasilan petani karena lateks masih sangat diperlukan pabrik,”tuturnya.
Subandi bilang bibit karet sistem sambung kaki tiga cocok pada tanah kapur. Sebagai penyubur tanah selain pupuk urea dan NPK pada lahan diberi taburan dolomit. Sebagian tanaman karet yang tidak produktif berusia lebih dari dua puluh tahun sebutnya ditebang. Kayu karet yang ditebang sebagian menjadi bahan bakar.