Aktivitas Sekolah di Adonara Terhenti Akibat Banjir Bandang
Editor: Koko Triarko
LARANTUKA – Di tengah kesiapan pemberlakuan pembelajaran tatap muka di masa pandemi, masyarakat di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali harus menghadapi kendala berat pascabanjir bandang yang terjadi di wilayah itu. Kegiatan sekolah tatap muka yang sempat berlangsung, pun tak bisa dilakukan.
“Untuk sementara kegiatan belajar mengajar belum terlaksana karena sarana dan prasarana mengalami kerusakan,” sebut Pion Ratuloly, Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Kabupaten Flores Timur, saat ditemui di Posko MAN Flores Timur, Kamis (8/4/2021).
Pion mengatakan, para guru juga ada satu orang yang meninggal dunia dan banyak yang rumahnya mengalami kerusakan serta berada di tempat pengungsian.

Selain itu, para siswa juga terkena dampak dan harus berada di tempat pengungsian, serta kehilangan pakaian dan semua perlengkapan sekolahnya.
Ia mengakui, sebagai guru pun dirinya belum bisa mengajar karena sibuk menangani pengungsi yang berdiam di sekolah MAN Flores Timur. Apalagi, ia sebagai koordinator posko pengungsian.
“Posko yang kami kelola juga banyak terdapat anak-anak SD sampai SMP. Ada satu anak kuliah asal Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere yang juga sedang dalam perawatan akibat terseret banjir,” ujarnya.
Selain banyak sekolah rusak,tambah Pion, sekolah MAN pun dipergunakan sebagai lokasi untuk menampung pengungsi, sehingga otomatis kegiatan belajar mengajar tidak bisa terlaksana di sekolah ini.