Pemerintah Waspadai Keterbatasan Stok Vaksin Covid-19
JAKARTA – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan pemerintah mewaspadai adanya keterbatasan stok vaksin Covid-19 karena lonjakan kasus positif di sejumlah negara, sehingga menerapkan embargo vaksin di negara tersebut.
“Karena terjadi lonjakan kasus di beberapa negara termasuk di India, sehingga mulai terjadi embargo vaksin dan bisa mengganggu ketersediaan vaksin dalam beberapa bulan ke depan, terutama yang berasal dari negara-negara yang melakukan embargo,” kata Budi Gunadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Budi menyampaikan hal tersebut, seusai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi.
Pada Kamis (25/3), sebanyak 16 juta vaksin Covid-19 merek Sinovac telah tiba di Indonesia. Pengiriman tersebut adalah yang ke-6 kalinya sejak kedatangan pertama pada 6 Desember 2020 lalu (1,2 juta vaksin), pada 31 Desember 2020 (1,8 juta vaksin), pada 12 Januari 2021 (15 juta dosis bahan baku vaksin), pada 2 Februari 2021 (10 juta dosis bahan baku vaksin), pada 2 Maret 2021 (10 juta dosis bahan baku vaksin), dan pada 25 Maret 2021 (16 juta bahan baku dosis vaksin), sehingga total Indonesia telah memiliki 54 juta dosis vaksin Sinovac.
India diketahui melaporkan 47.262 kasus baru dan 275 kematian pada Rabu (24/03) yang diduga karena mutasi ganda varian virus Corona.
“Sehingga kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan vaksin, agar tidak terjadi kekosongan vaksin nantinya,” tambah Budi.
Menurut Budi, pada Jumat (26/3) dimungkinkan angka vaksinasi di Indonesia melebihi 10 juta vaksinasi. “Alhamdulillah, dan insyaallah hari ini vaksinasi akan menembus 10 juta vaksinasi, dengan kecepatan harian kita mendekati 500 ribu penyuntikan per hari, sehingga diharapkan bulan Maret dan April dengan ketersediaan vaksin adalah 15 juta per bulan, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” ungkap Budi.