Harga Minyak Melonjak Setelah OPEC+ Tahan Pemotongan

Ilustrasi harga minyak dunia turun. (ANTARA/Shutterstoc)k

Beberapa peramal merevisi ekspektasi harga mereka naik menyusul keputusan OPEC+.

Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent sebesar 5,0 dolar AS menjadi 75 dolar AS per barel pada kuartal ke dua, dan 80 dolar AS per barel pada kuartal ke tiga tahun ini. UBS menaikkan perkiraan harga minyak Brent menjadi 75 dolar AS per barel dan harga minyak WTI menjadi 72 dolar AS per barel pada paruh ke dua tahun ini.

Selain itu, pasar mendapat dorongan setelah sebuah laporan menunjukkan ekonomi AS menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dari yang diperkirakan pada Februari.

Laporan payroll (penggajian) nonpertanian, “menunjukkan warga Amerika lebih dekat dengan perilaku prapandemi yang akan mendorong permintaan kuat untuk minyak mentah,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

Pedagang juga mencatat kenaikan dolar, yang mencapai tertinggi sejak November, membatasi kenaikan harga minyak mentah. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Namun, analis dan pedagang mengatakan penjualan fisik minyak mentah yang lambat dan pemulihan permintaan yang tidak diprediksi hingga sekitar kuartal ke tiga menunjukkan kenaikan harga tidak beralasan.

“Pasar menunjukkan keketatan yang tidak ada. Karena itu, kami tetap yakin risiko harga terutama adalah penurunan dan harga saat ini melampaui batas,” kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro.

India, importir dan konsumen minyak terbesar ke tiga dunia, mengatakan keputusan OPEC+ untuk memperpanjang pemotongan karena harga bergerak lebih tinggi dapat mengancam pemulihan yang dipimpin konsumsi di beberapa negara.

Lihat juga...