‘Batam Logistic Ecosystem’ Untuk Meningkatkan Daya Saing
Editor: Koko Triarko
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan, bahwa BLE dibangun agar pelabuhan sebagai bagian dari konektivitas logistik Indonesia dapat lebih efisien dan kompetitif (berdaya saing) dari segi biaya, dengan negara-negara lain seperti Singapura.
“Kita ingin efisien. Ada (perdagangan antar) B2B (Business to Business), G2G (Government to Government), B2G (Business to Government). Kita ingin Indonesia bisa bersaing dari cost (biaya). Negara di seberang kita ini (Singapura) 13 persen, kita 25,19 persen. Beda hampir 10 persen, itu kan cost. Anda bayangkan, kalau perdagangan segitu banyak, beda selisihnya 10 persen, ngapain datang ke Indonesia investasi? Sesimpel itu saja. Jika itu terjadi (efisiensi), maka penerimaan negara bertambah,” jelasnya.
Ia melanjutkan, dari 18 labuh jangkar, dijadikan 6 saja untuk efisiensi dengan dikontrol, dipromosikan, kemudian Gubernur Kepulauan Riau membantu dari peran Pemerintah Daerah (Pemda).
“Kita berharap dari sekitar 81 ribu kapal yang melintas, jika Indonesia dapat bagian 20 persen saja, maka akan berdampak signifikan untuk penerimaan negara,” pungkas Luhut.