Warga Kota Probolinggo Ubah Rawa Jadi Tambak Ikan Koi
Editor: Makmun Hidayat
“Tanda ikan yang terkena penyakit adalah ikannya akan menyendiri, kulit agak kemerahan, ada yang ngurat. Namun ada juga ikan yang sehat tapi tiba-tiba mati, kayak orang jantungan. Itu biasanya kena jamur insang. Jadi dari luar terlihat bagus, tapi di dalamnya busuk,” terangnya.
Sedangkan penyakit yang paling sering menyerang adalah aeromonas yang bisa menyebabkan kematian dan cepat menular.
Guna mengurangi risiko terserang penyakit, pengendaliannya adalah dengan menjaga kualitas air agar tetap bersih, steril dari kutu dan amoniak.
“Budidaya ikan koi itu harus bisa merawat airnya, bukan merawat ikannya. Karena kalau airnya sehat, pasti ikannya juga sehat,” tuturnya.
Jenis ikan koi bisa dipelihara dalam kolam semen, kolam terpal, kolam fiber bahkan di akuarium. Asalkan harus menggunakan filter untuk menjaga kualitas agar tetap bersih dan menggunakan media karang jahe untuk sebagai penurun pH air agar tetap diangka 7-8. Ikan koi bisa juga dibudidayakan memakai air PDAM tapi butuh treatment khusu untuk mengurangi kandungan kaporitnya.
Kemudian jika kolam terkena air hujan harus segera dikasih garam, karena jika tidak akan berisiko pada munculnya jamur.
“Dibandingkan musim kemarau, pada musim penghujan dan pancaroba perawatan ikan koi akan lebih sulit karena ikan rawan terserang penyakit,” ujarnya.
Kemudian jika sudah ada satu ekor ikan yang terserang penyakit, harus segera dikarantina agar tidak menular pada ikan lainnya. Apalagi kalau sudah ada yang terkena jamur Insang, ikan yang lainnya pasti juga ada yang terkena.
Untuk menyembuhkannya bisa menggunakan obat-obatan kimia, tapi ada juga yang lebih tertarik menggunakan obat-obatan alami untuk menyembuhkan ikan-ikannya, tergantung pemiliknya. Tapi intinya semua obat itu bagus, yang penting tahu dosis pemberiannya.