Pemberontak Ajukan Syarat untuk Negosiasi Dengan Ethiopia
NAIROBI – Pasukan pemberontak di Tigray, Ethiopia, pada Jumat (19/2/2021), mengajukan delapan syarat, untuk memulai perundingan perdamaian dengan pemerintah.
Beberapa syarat itu di antaranya, menunjuk penengah dari pihak asing, dan membuka akses untuk bantuan kemanusiaan. Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, meluncurkan serangan udara dan darat, demi memberantas keberadaan pasukan pemberontak bersenjata Barisan Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Hal itu dilakukan, setelah kelompok pemberontak TPLF menyerang markas militer di Tigray pada 4 November 2020 lalu. TPLF sebelumnya adalah salah satu partai politik yang paling berpengaruh di Tigray, dan pernah berkuasa di Ethiopia.
Abiy, mengumumkan kemenangan atas operasi militer di Tigray, kurang dari satu bulan setelah TPLF mundur dari ibu kota Tigray, Mekelle. Tentara TPLF, juga mundur dari kota-kota besar, tetapi pertempuran di beberapa daerah masih berlanjut.
Sebagian besar anggota TPLF masih bergerilya, tetapi pemerintah federal Ethiopia telah menangkap atau menewaskan beberapa anggota. Juru bicara TPLF, Liya Kassa, mengumumkan syarat memulai negosiasi damai dengan pemerintah lewat laman Facebook Dimtsi Weyane TV, stasiun televisi yang dikelola oleh TPLF.
Juru bicara Abiy dan kepala satuan tugas untuk operasi militer di Tigray, belum menjawab pertanyaan terkait syarat perundingan perdamaian itu. Pemerintah pada November tahun lalu mengatakan, pihaknya tidak akan bernegosiasi dengan TPLF, sampai aturan hukum di Tigray dapat ditegakkan. Setelah mengumumkan kemenangan, pemerintah mengatakan akan fokus menangkapi para anggota senior TPLF.