Lontong, Sajian Khas Saat Perayaan Cap Go Meh
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Ragam kuliner kekayaan tradisi etnis Tionghoa yang ada di Indonesia, salah satunya adalah lontong. Kendati tak jauh berbeda dengan lontong pada umumnya, lontong dalam tradisi etnis Tionghoa menjadi sajian khas pada perayaan Cap Go Meh.
Ling Fan Yun, warga asal Bangka Belitung yang puluhan tahun menetap di Bandar Lampung, menyebut lontong Cap Go Meh menjadi sajian istimewa. Menurutnya, lontong Cap Go Meh hampir sama dengan hidangan tradisional sejumlah etnis di Indonesia. Hanya saja, pada etnis Tionghoa lontong Cap Go Meh secara khusus disajikan saat tradisi dua pekan setelah Imlek.
Ia menyebut, sesuai tradisi etnis Tionghoa, 15 hari setelah tahun baru Imlek dirayakan Cap Go Meh. Hidangan khas disajikan untuk makan bersama keluarga dan tamu yang berkunjung.

Sesuai tradisi lontong Cap Go Meh, menjadi percampuran budaya kuliner. Perpaduan tersebut diakuinya berasal dari budaya Jawa dan Tionghoa. Resep yang menyebar turun temurun, membuat sajian itu mudah dibuat.
Seperti pada umumnya, lontong berbahan beras disiram dengan kuah santan, yang dilengkapi opor ayam, sayur lodeh, telur dan bubuk kedelai, bumbu abing.
“Lontong jadi salah satu kuliner memasyarakat yang merupakan sajian tradisional, namun lontong Cap Go Meh yang khusus disajikan dua pekan setelah Imlek memiliki makna atau simbol yang erat kaitannya dengan perayaan dua pekan setelah Imlek dalam tradisi Tionghoa,” terang Ling Fang Yun, saat ditemui Cendana News, Sabtu (272/2021).