Kelenteng Sam Poo Kong, Wisata Sejarah Laksamana Cheng Ho di Semarang

Editor: Koko Triarko

Namun seperti halnya obyek wisata lainnya, selama pandemi Covid-19 ini pihak pengelola mengharuskan pengunjung untuk menerapkan protokol kesehatan. Termasuk kewajiban menggunakan masker, menjaga jarak, hingga mencuci tangan sebelum memasuki area kelenteng.

“Pengunjung juga kita batasi, maksimal 50 persen dari kapasitas. Ini menjadi upaya kita dalam mencegah penyebaran Covid-19. Setiap wisatawan yang akan masuk juga kita cek suhu tubuhnya,” lanjut Anindita.

Diakuinya, selama pandemi Covid-19, tidak ada kegiatan keramaian yang digelar di kelenteng terbesar di Kota Semarang tersebut. Termasuk pada saat perayaan Imlek atau Cap Go Meh.

“Sebelum pandemi, setiap Imlek atau Cap Go Meh,kita selalu menggelar atraksi barongsai, dengan pengunjung mencapai ribuan. Namun, saat pandemi dengan adanya pembatasan kegiatan, segala acara yang mengundang banyak orang, kita tiadakan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” tandasnya.

Kedatangan Laksamana Cheng Ho, juga diperingati oleh komunitas Tionghoa di Kota Semarang. Salah satunya dengan menggelar Kirab Sampoo, yang diadakan Yayasan Sam Poo Kong, untuk membawa keberkahan bagi masyarakat dan kota. Tahun ini, menjadi tahun peringatan ke-616 pendaratan Cheng Ho di Kota Semarang.

Namun karena masih pandemi, kemungkinan penyelenggaraannya kembali ditiadakan seperti pada tahun 2020. Sebelum pandemi, perhelatan perayaan kedatangan Cheng Hoo dipusatkan di dua lokasi, yakni Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, Kawasan Pecinan Semarang, serta di Kelenteng Sam Poo Kong.

Puncak kegiatan ditandai dengan long march atau kirab patung Cheng Ho dari Kelenteng Tay Kak Sie menuju Sam Poo Kong. Selain itu, pawai tersebut juga dimeriahkan berbagai atraksi kesenian seperti Barongsai, Liong, Joli hingga tarian Topeng Ireng.

Lihat juga...