Dokter tak Sarankan Isolasi Mandiri Tanpa Konsultasi

Dokumentasi - Warga yang menempati tempat tidur sementara beristirahat di Bandara Internasional El Dorado di Bogota, Kolombia, Selasa (24/3/2020), beberapa jam setelah pemerintah Kolombia memerintahkan 19 hari isolasi sebagai upaya menghambat penularan virus corona (COVID-19) . (ANTARA/REUTERS)

JAKARTA – Dokter spesialis penyakit dalam, Sayuri Suwandi, tidak menganjurkan pasien Covid-19 yang tak bergejala untuk melakukan isolasi mandiri di rumah tanpa berkonsultasi kepada dokter, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Meski merasa tidak mengalami gejala apa pun, atau hanya muncul gejala ringan, memeriksakan diri kepada dokter merupakan hal penting.

“Banyak kejadian, bahwa pasien isolasi mandiri sendiri, dia berasa bahwa dia OTG (orang tanpa gejala), dia berasa tidak ada gejala sama sekali, gejalanya ringan, tahu-tahu drop,” kata Sayuri, dalam instagram live di akun @kawalcovid19.id, dikutip Kamis.

Ketika pasien baru dilarikan ke rumah sakit ketika kondisinya sudah menurun, otomatis pengobatannya pun makin sulit. Karena itu, Sayuri mengatakan pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 harus berkonsultasi ke dokter sebagai langkah pertama. Carilah dokter terdekat agar bisa ditangani secara cepat.

Bila belum sempat berkonsultasi dengan dokter spesialis paru, cari dokter yang bisa menangani secepat mungkin, termasuk dokter umum.

“Kalau misal adanya dokter paru atau penyakit dalam, silakan boleh. Yang penting dia memang update ilmu terhadap Covid-19.”

Dokter akan mengevaluasi kondisi pasien, kemudian menentukan apakah yang bersangkutan bisa melakukan isolasi mandiri, diisolasi di fasilitas seperti Wisma Atlet atau harus dirawat di rumah sakit.

Dokter juga akan memutuskan, apakah pasien harus diperiksa lebih lanjut atau diizinkan isolasi mandiri tanpa pemeriksaan lanjutan. Tetaplah memakai masker di dalam rumah, tidur terpisah. Atau pastikan jarak minimal 1,8 meter dengan orang lain bila terpaksa tidur di tempat yang berdekatan.

Lihat juga...