HKTI: Tren Impor Kedelai Konsisten Dilakukan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Sejak Indonesia mengalami defisit kedelai pertama pada 1976 dengan impor 171.192 ton menurutnya, tren impor kedelai terus berlanjut hingga sekarang ini.
Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat tahun 1986, impor kedelai membengkak di angka 359.271 ton. Tahun 1996 naik menjadi 746.329 ton, kemudian tahun 2006 sebesar 1,13 juta ton, dan 2,26 juta pada 2016.
“Periode 2015-2019, tren impor kedelai sudah konsisten di kisaran 2,2-2,5 juta ton,” tukasnya.
Kembali dia mengungkapkan, banyak faktor yang mempengaruhi aspek teknis produksi kedelai. Yaitu, rendahnya penggunaan benih bermutu dari varietas unggul, pengelolaan tanaman, kesuburan tanah, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.
Dia mengimbau pemerintah untuk melakukan operasi pasar dalam upaya menstabilkan harga kedelai. Terpenting lagi menurutnya, pemerintah harus mengenjot swasembada kedelai dengan berbagai langkah.
Di antaranya sebut dia, memperluas area tanam, peningkatan produktivitas, kebijakan pasar, mengevaluasi bea masuk 0 persen bagi impor, dan efisiensi produksi dengan menggunakan inovasi teknologi.
“Tahun 1992, Indonesia pernah swasembada keledai mencapai 1,8 juta ton per tahun. Jadi masih ada peluang bagi pemerintah untuk mengoptimalkan produksi kedelai,” pungkasnya.