Teh Kelor Belum Banyak Diminati Warga Sikka
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Minum teh bagi warga Kabupaten Sikka identik dengan menyeduh. Misalnya teh celup maupun daun teh diseduh bersama air mendidih. Lalu dicampur dengan gula hingga menjadi manis dan diminum.
Hadirnya teh kelor dalam kemasan baik berbentuk celup, bubuk maupun daun masih belum familiar atau dikonsumsi oleh warga Kabupaten Sikka, karena rasanya yang dianggap berbeda.
“Banyak warga Sikka maupun NTT yang ditanya apakah mau disuguhi teh kelor, mereka menolak karena mengaku tidak terbiasa dan kurang menyukai,” kata Wenefrida Efodia Susilowati, pegiat pariwisata saat ditemui Cendana News di penginapannya di Pantai Lokaria, Desa Habi, Kabupaten Sikka, NTT, Sabtu (5/12/2020).

Susi sapaannya mengakui, paling banyak wisatawan asing yang selalu bersemangat untuk mengonsumsi teh berbahan kelor. Ada pula beberapa wisatawan domestik yang berasal dari Pulau Jawa yang menginap di penginapannya.
Dirinya menyebutkan, banyak warga NTT mengaku sudah terbiasa mengonsumsi kelor dengan cara dimasak menjadi sayuran sehingga tidak mau saat ditawari untuk minum teh kelor.
“Padahal teh kelor memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tetapi memang belum banyak warga NTT yang mau mengonsumsinya. Saya selalu minum teh kelor yang dibuat sendiri sehingga masih alamiah dan tidak dicampur dengan bahan kimia,” ucapnya.